Repository Akfar Bumi Siliwangi



Intervensi Farmakologi Sindrom Putus Obat pada Penyalahguna Opioid



Description:
Sindrom putus obat opioid terjadi setelah penghentian konsumsi opioid secara-tiba-tiba, dengan gejala seperti mata dan hidung berair, nyeri pada tulang atau sendi, ansietas, kondisi kedinginan atau kepanasan, dilatasi pupil, menguap, gangguan gastrointestinal, dan peningkatan detak jantung. Penyalahgunaan opioid masih menjadi masalah utama di dunia, sehingga penanganan terhadap sindrom putus obat pada penyalahguna opioid yang tepat sangat diperlukan, terutama penanganan farmakologi. Penelusuran artikel ini bertujuan untuk menelusuri, mengetahui, dan menganalisis manajemen pengobatan farmakologi yang diberikan kepada pasien yang menyalahgunakan opioid. Pemilihan dan penelusuran artikel ini dilakukan pada PubMed, Sciencedirect, dan SpringerLink, menggunakan kata kunci opioid withdrawal syndrome treatment dengan kombinasi kata kunci lain heroin, fentanyl, morphine yang diseleksi berdasarkan batasan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan sebanyak 21 artikel yang dipublikasi tahun 2015–2020, dengan kebanyakan merupakan penyalahgunaan heroin. Terapi farmakologi utama yang diberikan pada penyalahguna opioid adalah terapi substitusi baik golongan opioid maupun nonopioid yaitu; lofeksidin, naltrekson, buprenorfn, dronabinol, metadon, pregabalin, oksitosin, antagonis corticotropin releasing factor tipe 1 (CRF1), tramadol, klonidin, dan pioglitazon. Selain itu pasien juga dapat diberikan terapi simtomatik sesuai dengan gejala yang muncul. Jenis terapi farmakologi yang dipilih dan keinginan setiap individu untuk menerima pengobatan terhadap sindrom putus obat opioid menjadi faktor yang berperan dalam tingkat keberhasilan terapi, yang terlihat dari penilaian putus obat opioid berdasarkan kriteria objektif, subjektif, maupun klinis.

URL:
http://103.158.96.210:88/web_repository/uploads/32834-138093-1-PB.pdf

Type:
Journal

Document:
Diploma III Farmasi

Date:
23-06-2024

Author:
Nisa Maria