Description:
Apotek merupakan fasilitas kesehatan yang memiliki tugas klinik dan non klinik.
Tugas klinik dari apotek yaitu memberikan pelayanan penyerahan obat serta Bahan
Habis Pakai (BHP) kepada pasien secara langsung baik melalui resep dari dokter
maupun pelayanan obat tanpa resep. Manajemen farmasi di apotek berperan
penting dalam ketersediaan perbekalan farmasi di apotek. Terlaksananya
manajemen farmasi yang baik di apotek didukung dengan baiknya service level
Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai pemasok atau distributor perbekalan
farmasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian antara sediaan
farmasi yang dipesan dengan sediaan farmasi yang diterima dari Pedagang Besar
Farmasi, mengetahui persentase penerimaan sediaan farmasi yang terpenuhi dari
Pedagang Besar Farmasi ke apotek, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan antara sediaan farmasi yang dipesan dengan sediaan farmasi yang
datang. Metode penelitian yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan menggunkaan
instrumen penelitian berupa surat pesnaan, faktur pembelian, lembar checklist yang
menggunakan skala Guttman. Berdasarkan hasil penelitian, persentase service level
kesesuaian barang oleh PBF dengan nilai tertinggi diperoleh PBF Enseval dengan
nilai 82,46%, sedangkan persentase servce level terpenuhinya kebutuhan obat
dengan niai tertinggi diperoleh PBF Penta Valent dengan nilai 84,09%. Faktor
kekosongan pabrik dan distributor menjadi faktor penting terhambatnya
pemenuhan kebutuhan sediaan farmasi di apotek. Kesimpulannya yaitu apotek
lebih meningkatkan komunikasi dengan PBF agar nilai service level maksimal,
perlu adanya pemutakhiran sistem input data sediaan farmasi Apotek khususnya
perhitungan nilai service level.
URL:
http://103.158.96.210:88/web_repository/uploads/PSCP+52-58+Agustini,+K.pdf
Type:
Journal
Document:
Diploma III Farmasi
Date:
23-06-2024
Author:
Kamelia Agustini